Minggu, 29 November 2009

PACARAN YANG SEHAT

Pacaran yang Sehat

Pacaran…………???
Pacaran adalah proses mengenal dan memahami lawan jenis (calon pasangan hidup) dan belajar membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah, untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan dalam kehidupan berumahtangga.

 Tujuannya ??
Biasanya pada masa remaja tujuan pacaran lebih pada upaya untuk mendapatkan kesenangan (naaah lho…), maka biasanya belum ada rasa tanggungjawab didalamnya. Hal inilah yang tejadi sekarang, sering terjadi salah kaprah dalam menerjemahkan pacaran, termasuk didalamnya memasukan unsur seks yang sebetulnya belum siap secara mental dan syah secara hokum agama dan Negara.
Jadi…. Pacaran sesungguhnya merupakan upaya untuk saling mengenal calon pasangan hidup, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, dan sifat. Oleh karena itu pacaran membutuhkan kesiapan jika dikaitkan dengan tujuannya.
Permasalahan pacaran sendiri cukup banyak, seperti sekolah berantakan, sampai kepada hamil diluar nikah. Seandainya kita belum siap menerima resikonya, tentu saja pacaran akan merugikan bagi remaja.












 Tahap Dalam Pacaran
1. Tahap ketertarikan, tantangan tahap ini adalah mendapatkan kesempatan untuk menyatakan ketertarikan dan mengenali orang lain.
2. Tahap ketidakpastian, tantangan tahap ini adalah menerima ketidakpastian sebagai sesuatu yang wajar dan jangan goyah. Merasa tidak pasti, tidak berarti dia pasti tidak tepat untuk dia.
3. Tahap komitmen dan ketertarikan, tantangan tahap ini adalah memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus bersaing dengan orang lain.
4. Tahap keintiman, tahap ini merupakan kesempatan untuk lebih mengungkapkan diri dengan pasangan, tantangannya adalah mengatasi sisi yang kurang baik dari diri kita.
5. Tahap pertunangan, tahap ini dengan adanya kepastian orang yang akan menikah mulai mengikatkan diri pada pasangan.

Apa Hubungan Antara Pacaran, Cinta & Sex
Berpacaran tidak berarti seks. Pacaran yang sehat justru akan melupakan unsur seks. Seks dapat muncul pada saat dimana pengikatan diri yang bernuansa tanggungjawab diantara kedua orang itu sudah resmi secara hukum. Cinta yang luhur dan seks hanya dapat digabungkan dalam ikatan pernikahan. Cinta yang muncul dalam hubungan seks hanya dapat digabungkan dalam ikatan pernikahan. Cinta yang muncul dalam hubungan seks diluar nikah lebih bersumber dari dorongan atau nafsu semata yang menimbulkan perasaan tertentu. Mengandalkan hubungan pada hal yang sifatnya semu tentu sangat lemah.
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung diantaranya : berdua saja di tempat yang jauh dari keramaian, terpencil di ruang tertutup yang bebas gangguan, di tempat gelap dan sunyi. Di tempat seperti ini, iman seringkali melemah, moral dan akal sehat tak berfungsi.





Dampak Pacaran Bagi Kita ?
Pacaran dalam kehidupan remaja memiliki dampak positif maupun negative, yaitu :
 Prestasi sekolah; pacaran bisa menyebabkan prestasi sekolah menjadi menurun atau meningkat.
 Pergaulan sosial; pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau menyempit.
 Cara mengisi waktu luang, cara mengisi waktu luang dapat menjadi makin variatif atau malah makin terbatas.
 Keterkaitan pacaran dengan seks; pacaran mendorong untuk merasa aman dan nyaman, salah satu bentuknya dengan kedekatan atau keintiman fisik. Untuk itu perlu upaya kuat untuk saling menjaga diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.
 Penuh masalah sehingga berakibat stress.
 Berkembang perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif.
 Kebebasan pribadi berkurang.

Jadi Pacaran yang Sehat dan Bertanggungjawab itu…
1. Saling terbuka, saling mau berbagi pikiran dan perasaannya secara terbuka, jujur dan berterus terang dengan perasaan kita terhadap tingkah laku pacar, dengan syarat satu sama lain mau menerima kritik, menerima kenyataan dan mau berkompromi.
2. Menerima pasangan apa adanya dilandasi oleh perasaan sayang.
3. Saling menyesuaikan, dalam pacaran inti proses yang penting adalah menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang ada diantara pasangan.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual.
5. Harus merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain.





6. Saling mengharigai satu sama lain dengan posisi yang setara.
7. Bertujuan, memiliki tujuan jangka panjang untuk mempersiapkan diri menuju pernikahan, untuk saling mengenal dan memahami perasaan, kebutuhan, karakteristik/sifat, kebiasaan, latar belakang keluarga, dsb.

Ada Tiga hal penting yang perlu diingat dalam pacaran :
1. Sebaiknya jangan melinatkan perasaan, emosi dan cinta terlalu dalam.
Tanda-tanda yang menunjukkan keterlibatan emosi terlalu dalam :
 Ingin selalu bertemu dan seringkali tidak kuasa menahan emosi.
 Sangat takut kehilangan, hingga rela melakukan apapun untuk dia.
 Malas melakukan apapun jika tak ada dia (berlangsung terus-menerus).
 Melihat bayangan yang terlalu ideal tentang sang pacar.
2. Hindarkan melibatkan seks dalam hubungan pacaran
3. Selanjutnya perlu pertimbangan, supaya berhati-hati untuk memilih teman sebaya. Pilihlah teman sebaya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

Selasa, 24 November 2009

Rahasia menyikat gigi

Nabi Saw telah bersabda: “mesti bagimu bersiwak/menggosok gigi karena di dalamnya terdapat 10 perkarayang terpuji, yaitu:
1. Membersihkan mulut
2. Menyenangkan Tuhan
3. Dibenci setan
4. Dicintai Allah dan malaikat hafadhoh
5. Menguatkan gusi/gigi
6. Menghilangkan bulgo/iler
7. Menyegarkan nafas
8. Mencegah penyakit komplikasi
9. Menguatkan mata
10. Menghilangkan bau busuk
Dan siwak/menyikat gigi itu “SUNAH”

Rabu, 18 November 2009

cerita rasulallah

Sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga berdasarkan hadits berikut: Tercatat dalam “ARRIYADH ANNADHIRAH FI MANAQIBIL ASYARAH“ dari sahabat Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah masuk ke rumah Aisyah ra dan bersabda: “Wahai Aisyah, inginkah engkau mendengar kabar gembira?” Aisyah menjawab : “Tentu, ya Rasulullah.” Lalu Nabi SAW bersabda, ”Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk surga, yaitu : Ayahmu masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; Umar masuk surga dan kawannya Nuh; Utsman masuk surga dan kawannya adalah aku; Ali masuk surga dan kawannya adalah Yahya bin Zakariya; Thalhah masuk surga dan kawannya adalah Daud; Azzubair masuk surga dan kawannya adalah Ismail; Sa’ad masuk surga dan kawannya adalah Sulaiman; Said bin Zaid masuk surga dan kawannya adalah Musa bin Imran; Abdurrahman bin Auf masuk surga dan kawannya adalah Isa bin Maryam; Abu Ubaidah ibnul Jarrah masuk surga dan kawannya adalah Idris Alaihissalam.”

Kisah singkat 10 Sahabat

1. Abu Bakar bin Abi Qohafah (Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.

“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)

Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.

2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.

Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.

3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.

4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.

5. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”

6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.

Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.

7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”

8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.

9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.

10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”